#MYKIREILIFESTYLE
#MYKIREILIFESTYLE | 3 March 2025
Berpelukan masih jadi hal yang sulit dilakukan oleh sebagian orang. Beberapa kultur atau generasi tertentu tidak menjadikan pelukan sebagai love language atau cara untuk menunjukkan kasih sayang. Di Asia, misalnya, akan jarang terlihat ayah memeluk anaknya.
Meskipun memeluk adalah tindakan yang sederhana, namun perannya cukup signifikan dalam mendorong kesehatan mental. Pelukan dapat memicu pelepasan zat kimia dalam saraf yang terkait dengan rasa bahagia, berkurangnya stres dan mendorong terciptanya hubungan yang bermakna dengan orang terdekat.
Baca juga: Mau Jalani Hidup Lebih Tenang ala Kirei Lifestyle? Yuk, Belajar Kelola Emosimu!
Saat berpelukan dengan orang-orang dalam support system kita (baik pasangan, keluarga maupun sahabat), otak memproduksi sejumlah zat kimia yang kemudian mengirim sinyal ke banyak bagian tubuh yang lain sehingga memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan. Bagaimana proses ini terjadi?
- Meningkatkan Hormon Oksitosin
Hormon ini biasa juga disebut hormon cinta. Saat berpelukan, produksi hormon oksitosin meningkat sehingga memperkuat rasa keterikatan antara dua orang yang berpelukan tersebut, mendorong perasaan bahagia dan membantu mengurangi rasa cemas & stres
- Meningkatkan Hormon Endorfin
Endorfin adalah hormon yang berperan dalam meredakan rasa sakit yang muncul (baik di pikiran maupun tubuh) dan meningkatkan suasana hati. Jadi saat berpelukan, produksi endorfin akan membantu kondisi tubuh menjadi lebih sehat dan juga memberi rasa euforia yang membuat perasaan lebih bahagia.
- Meningkatkan Dopamin
Dopamin adalah hormon yang menghadirkan rasa senang/puas saat melakukan sesuatu dan ingin melakukannya lagi. Ketika merasakan bahagia saat berpelukan, akan meningkatkan kemungkinan untuk melakukannya lagi di kemudian hari. Ini bisa menciptakan kebiasaan untuk berpelukan lebih sering lagi sehingga manfaatnya pun bisa dirasakan secara terus-menerus.
- Membuat Pikiran Relaks
RECOMMENDATION
PODCAST