LOVE YOUR BODY
LOVE YOUR BODY | 15 January 2025
Mitos: Vagina Yang Sehat Punya Aroma Bunga-Bungaan
Mitos: Semua Vagina Punya Aroma Yang Sama
Mitos: Vagina Berbau sehingga Harus Dibersihkan secara Rutin
Vagina memiliki beberapa kelenjar, termasuk kelenjar minyak, keringat, kelenjar Bartholin, dan kelenjar Skene, yang masing-masing berperan dalam menghasilkan aroma alami. Oleh karena itu, anggapan bahwa vagina seharusnya tidak berbau sama sekali tidaklah tepat.
Faktanya, bau vagina yang ‘normal’ sulit didefinisikan karena setiap orang memiliki bau vagina yang unik. Ditambah lagi, vagina juga sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga berbagai faktor dapat memengaruhi aromanya.
Namun, banyak mitos seputar bau vagina yang sering menimbulkan kekhawatiran. Mari kita telusuri fakta-faktanya agar kamu dapat merawat vagina dengan cara yang tepat.
Tidak perlu khawatir jika vagina kamu tidak berbau seperti bunga atau buah-buahan. Aroma vagina memang bukan seperti bunga. Ada yang menyebut vagina memiliki bau alami seperti tanah, sedikit asam, tetapi tidak menyengat.
Namun, vagina memiliki aroma yang mudah dikenali. Menjelang atau sesudah menstruasi, cairan vagina juga bisa berubah aroma dan konsistensinya.
Vagina merupakan bagian tubuh yang kompleks, dan masing-masing memiliki aroma alami yang berbeda dari satu orang ke orang yang lain. Aroma tersebut tergantung pada beberapa faktor, termasuk keseimbangan hormonal, pola makan, usia, dan gen.
Bau vagina juga dapat berubah setelah berkeringat, misalnya setelah berolahraga. Hal ini disebabkan oleh kelenjar keringat di sekitar liang vagina (vulva). Namun, bau vagina akibat keringat mudah dihilangkan dengan cara mandi dan membasuh vagina dengan air.
Banyak yang beranggapan bahwa vagina harus dibersihkan secara teratur agar tetap bersih. Namun American College of Obstetricians and Gynecologists mengungkapkan bahwa vagina mampu membersihkan diri sendiri dengan cara mengeluarkan cairan atau lendir secara alami.
RECOMMENDATION
PODCAST