LOVE OTHERS
LOVE OTHERS | 28 February 2025
Di dunia fashion, ada istilah fast fashion yaitu model bisnis yang meniru tren dari peragaan-peragaan busana, memproduksinya secara massal dengan biaya rendah, lalu mendistribusikannya ke toko-toko retail.
Namun praktik ini dikritik oleh para aktivis, karena dinilai telah menimbulkan pencemaran lingkungan, mengeksploitasi tenaga kerja dengan upah yang rendah, dan pemborosan besar-besaran. Menurut Earth.org, dari 100 miliar ton garmen yang diproduksi tiap tahun, 92 miliar ton dibuang di tempat pembuangan sampah karena sudah tidak dipakai.
Dari situlah muncul gerakan-gerakan untuk melawan balik industri fast fashion melalui praktik sustainable fashion. Pionir sustainable fashion seperti Katharine Hamnett mendorong penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan, dengan bahan baku lokal, dan dikerjakan dengan tangan.
Gerakan ini bertujuan menciptakan sistem di mana fashion bisa dibuat dengan cara yang lebih manusiawi dan mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan.
Baca juga: Inilah 6 Tips Fashion Thrifting Berkualitas Untuk Kamu
Menurut Fashion Retail Academy, akademi vokasi di London yang memiliki program studi Sustainable in Fashion, ada beberapa alasan mengapa sustainable fashion dianggap penting, di antaranya:
Mengurangi jejak karbon
Industri fashion ikut berperan dalam memicu pemanasan global karena menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah besar. Sebagian besar bahan pakaian, seperti poliester dan nilon, terbuat dari bahan bakar fosil yang membutuhkan lebih banyak energi saat diproduksi.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan tidak mempekerjakan anak di bawah umur dan tidak menggunakan bahan baku dari kulit binatang. Jenis fashion yang menggunakan bahan daur ulang tidak banyak membutuhkan perawatan dengan bahan-bahan kimia dan tidak butuh banyak energi untuk menghasilkan bahan bakunya.
Mendorong upah dan kondisi kerja yang lebih adil
Kebanyakan perusahaan fast fashion akan memproduksi pakaian di negara berkembang, di mana pekerja garmen seringkali dibayar murah dengan kondisi yang memprihatinkan. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan sustainable fashion menekankan lingkungan yang aman dan upah yang adil bagi pekerjanya.
Tidak mendukung pekerja di bawah umur
Merek-merek fast fashion sering dituding mempekerjakan buruh di bawah umur. Sedangkan perusahaan-perusahaan sustainable memprioritaskan tempat kerja yang aman, dan menyediakan informasi yang transparan mengenai proses dan kondisi kerja.
Menyelamatkan kehidupan hewan
Jutaan hewan dibunuh setiap tahunnya untuk menghasilkan pakaian yang terbuat dari kulit atau bulu. Prinsip sustainable fashion menggunakan alternatif yang bebas dari kekejaman terhadap hewan. Contohnya, bahan sintetis dari karet, kanvas, microfiber, atau plastik daur ulang.
Membutuhkan air lebih sedikit
Dalam memproduksi pakaian, sustainable fashion menggunakan air lebih sedikit. Sebagai contoh, menurut Institute of Water Report, untuk memproduksi satu t-shirt dari bahan katun konvensional dibutuhkan sekitar 2,710 liter air. Sedangkan memproduksi bahan katun organik membutuhkan air 91% lebih sedikit, sehingga lebih efisien.
Membeli pakaian dengan model klasik yang long lasting
Menggunakan pakaian sampai tidak bisa dipakai lagi
Belanja di thrift store/preloved
Merawat pakaian agar tahan lama
RECOMMENDATION
PODCAST