LOVE YOUR MIND
LOVE YOUR MIND | 19 October 2022
Stres dan menstruasi merupakan dua hal berbeda, namun saling mempengaruhi satu sama lain. Benarkah stres bisa berpengaruh pada siklus menstruasi?
Dalam pengertian sederhana, siklus menstruasi merupakan jarak perputaran fase menstruasi dalam satu periode. Dalam kondisi normal, siklus menstruasi rata-rata berjarak antara 21-35 hari sekali.
Dalam satu periode menstruasi, kamu akan mengalami 4 fase utama, yakni:
Fase folikuler atau yang dikenal dengan istilah fase pra-ovulasi. Fase ini umumnya terjadi di hari ke-10 dari 28 hari siklus menstruasi
Fase ovulasi, atau dikenal dengan nama masa subur, yakni fase ketika sel telur yang sudah matang akan dilepas menuju rahim. Fase ini umumnya terjadi di hari ke-14 dari siklus menstruasi 28 hari.
Fase luteal atau fase premenstrual, merupakan fase ketika sel telur yang telah berubah menjadi korpus luteum akan menyusut dan mati akibat tidak dibuahi. Siklus ini biasanya berlangsung di hari ke 15-28 dari siklus menstruasi normal.
Fase menstruasi, merupakan fase dimana kamu mengalami pendarahan sebagai akibat dari proses peluruhan sel telur yang tidak dibuahi di dalam rahim. Fase ini umumnya berjalan selama 3-7 hari.
Jika semuanya berjalan normal, keempat fase tersebut akan terus berulang dalam setiap bulannya, dengan rentang waktu yang cenderung sama.
Namun seperti dijelaskan di atas, siklus menstruasi tersebut bisa mengalami perubahan, baik berjalan lebih cepat maupun lebih lambat. Penyebabnya beragam, salah satunya disebabkan oleh stres.
RECOMMENDATION
PODCAST