LOVE YOUR BODY
LOVE YOUR BODY | 25 January 2024
Setiap perempuan berisiko terkena penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2020, diperkirakan ada sekitar 604.000 kasus baru kanker serviks dan 342.000 kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia.
Sementara, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, Data Globocan tahun 2020 mencatat total kasus kanker serviks berjumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia. Bahkan kasus kanker serviks menjadi kasus terbesar kedua setelah kanker payudara.
Tingginya risiko kanker serviks membuat kita perlu mengurangi risikonya sejak dini. Kementerian Kesehatan RI menganjurkan anak perempuan yang memasuki masa remajanya yakni di usia 9 tahun untuk melakukan vaksinasi HPV. Mulai bulan Oktober 2023, vaksin HPV diberikan secara gratis untuk pelajar kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD)/MI/ sederajat. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam upaya pencegahan kanker leher rahim dan cara menjaga kesehatan reproduksi dan kesehatan perempuan.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan kanker serviks, diantaranya:
Faktor keturunan
Perempuan yang telah melahirkan lebih dari satu kali (multiparitas)
Perempuan yang berusia 40 tahun ke atas
Berat badan berlebih (obesitas)
Menggunakan pil KB jangka panjang
Aktivitas seksual pada usia muda
Merokok
Dan perempuan dengan gangguan imunitas.
Mengutip dari National Cancer Institute, kanker serviks atau kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi dari virus human papillomavirus (HPV) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18.
Infeksi virus human papillomavirus (HPV) ini rentan terjadi orang dengan gaya hidup dan aktivitas seksual yang tidak sehat, aktivitas seksual multipartner dan aktivitas seksual tanpa pengaman (kondom). Perempuan yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV juga lebih berisiko terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker ini.
Salah satu cara mencegah terjadinya kanker serviks adalah melalui pemberian vaksin HPV. Yuk, kenali apa itu vaksin HPV.
Vaksin HPV atau human papillomavirus vaccine (HPV) adalah jenis vaksin yang dapat membantu melindungi perempuan dari infeksi HPV yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Ini adalah cara terbaik untuk menjaga reproduksi kita dan mencegah infeksi HPV.
Perlu kamu tahu, ada lebih dari 200 kelompok virus terkait HPV, lebih dari 40 di antaranya menular melalui kontak seksual langsung. Di antara ini, dua jenis HPV menyebabkan kutil kelamin, dan jenis HPV lainnya dapat menyebabkan jenis kanker tertentu seperti, serviks, anal, orofaringeal (tenggorokan dan mulut), penis, vulva, dan vagina. Berikut beberapa risiko yang terjadi akibat kelompok virus HPV:
HPV tipe 6 dan 11, menyebabkan 90% kutil kelamin
HPV tipe 16 dan 18, berisiko tinggi yang menyebabkan sekitar 70% kanker serviks dan persentase yang lebih tinggi dari beberapa kanker penyebab HPV lainnya.
HPV tipe 31, 33, 45, 52, dan 58, berisiko tinggi yang menyumbang tambahan 10% hingga 20% dari kanker serviks.
Untuk mencegah virus ini berada di tubuh kamu, terdapat tiga jenis vaksin HPV yang telah mendapat izin dari U.S. Food and Drug Administration (FDA), yaitu vaksin HPV bivalent (Cervarix), vaksin HPV quadrivalent (Gardasil) dan vaksin HPV 9-valent (Gardasil 9). Lantas apa perbedaannya?
Mengutip dari National Cancer Institute sebenarnya, ketiga jenis vaksin ini melindungi dari HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab sebagian besar kanker serviks. Ada perbedaan yang perlu kamu pahami tentang ketiga jenis vaksinasi ini, sebagai berikut:
Vaksin Cervarix mencegah virus dengan tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab utama penyebaran kanker serviks
Cervarix telah ditemukan memberikan perlindungan substansial terhadap beberapa jenis HPV penyebab kanker tambahan. Mengutip dari National Cancer Institute menyebutkan uji klinis perempuan yang menerima tiga dosis Cervarix mengalami perlindungan yang kuat terhadap infeksi baru dengan HPV tipe 31, 33, dan 45.
Perlindungan terhadap infeksi HPV selama 11 tahun
Gardasil mencegah infeksi HPV tipe 6, 11, 16, dan 18.
Perlindungan terhadap infeksi HPV selama 10 tahun
Gradasil-9 mencegah terhadap sembilan tipe HPV yaitu tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58.
Gardasil 9 hampir 100% efektif dalam mencegah infeksi serviks, vulva, dan vagina dan prakanker yang disebabkan oleh ketujuh jenis HPV (16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58)
Perlindungan terhadap infeksi HPV selama 6 tahun.
Perlu dicatat, lamanya ketahanan vaksin bisa berubah-ubah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan vaksin dalam tubuh, seperti frekuensi injeksi lanjutan, faktor usia dan kondisi kesehatan tubuh.
Pada dasarnya, vaksin HPV dapat bekerja lebih optimal bila diberikan sebelum aktif berhubungan seksual karena belum berisiko terpapar virus HPV. Karena itulah, vaksin ini termasuk program imunisasi wajib dari pemerintah untuk anak perempuan usia di bawah 15 tahun dengan pemberian dosis sebanyak 2 kali injeksi.
Selain itu, mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejumlah kelompok usia yang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi HPV adalah sebagai berikut:
Anak-anak perempuan usia 10-13 tahun sebanyak 2 kali dosis.
Anak remaja perempuan usia 16–18 tahun sebanyak 3 kali dosis.
Menjaga kesehatan reproduksi merupakan cara terbaik. Oleh karena itu penting untuk sadar betapa pentingnya vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks dan bentuk menjaga kesehatan reproduksi.
Selain vaksin HPV, penting juga untuk menerapkan gaya hidup sehat dari hal-hal kecil. Hal-hal kecil ini seperti membersihkan area kewanitaan dengan air bersih & mengalir setiap mandi dan buang air kecil. Selain itu kamu juga perlu rutin mengganti pembalut setidaknya 4 jam sekali dalam sehari ketika menstruasi.
Mengganti pembalut 4 jam sekali dalam sehari penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri karena kelembapan berlebihan di area kewanitaanmu. Kamu juga bisa menggunakan pembalut antibakteri agar melindungi area kewanitaanmu dari pertumbuhan bakteri penyebab bau dan gatal.
Saat menstruasi, kamu dapat menggunakan Laurier Natural Clean, pembalut antibakteri dengan 3, yakni kandungan daun sirih untuk usir bau, antibac agent yang melawan pertumbuhan bakteri, dan ekstrak daun sage yang dikenal sebagai anti jamur. Menstruasi pun nyaman, area kewanitaanmu tetap bersih dan anti gatal. Yuk cari tahu lebih lanjut mengenai Laurier Natural Clean, di sini.
Jika kamu memiliki pertanyaan atau keluhan mengenai menstruasi, kesehatan area kewanitaan dan keluhan lainnya, jangan ragu untuk berdiskusi di menstruasi.com ya. Di sini kamu bisa dapat banyak informasi dan bisa langsung berkonsultasi dengan ahlinya. See you!
RECOMMENDATION
PODCAST