LOVE OTHERS
LOVE OTHERS | 4 November 2024
Kain Shibori, Keindahan dalam Lipatan
1. Kanoko Shibori: motif bercak-bercak bulat atau oval.
2. Kumo Shibori: motif mirip dengan jaring laba-laba.
3. Arashi Shibori: motif dengan garis-garis diagonal seperti gelombang.
4. Itajime Shibori: motif geometri, seperti kotak atau segitiga.
5. Miura Shibori: motif sederhana, seperti garis lurus atau zigzag.
Perawatan Canggih untuk Menjaga Keindahan Shibori
- Pisahkan Pakaian Shibori dengan Pakaian lainnya
Apakah kamu memiliki pakaian dengan kain shibori di rumah? Kain Shibori memang sedang populer saat ini. Warna biru yang netral dan aksen teknik lipatan membuat pakaian ini banyak diminati.
Sekilas Shibori memiliki kesamaan dengan tie-dye. Hal ini karena kedua kain ini memiliki teknik pewarnaan serupa. Keduanya dibuat menggunakan teknik resistensi, yaitu metode mengikat bagian kain dan kemudian mencelupkan kain ke dalam pewarna yang menciptakan pola relief.
Meski terlihat mirip, ternyata tie-dye dan shibori memiliki perbedaan. Tie-dye seringkali hadir dalam warna pelangi, sedangkan shibori membatasi dirinya pada satu warna untuk menyampaikan keindahan desain seninya.
Tie-dye juga memiliki motif yang lebih acak, bebas, dan beragam. Sementara motif dari shibori lebih teratur dan memiliki makna meditatif dari seni kuno. Lantas apa keistimewaan dari kain shibori?
Shibori adalah teknik pewarnaan Jepang kuno yang pertama kali muncul di Jepang pada periode Nara (710–794 M), menjadikannya salah satu teknik pewarnaan kain tertua di dunia. Shibori berasal dari kata Jepang "shiboru," yang berarti memeras, mengikat, atau melipat. Motif-motif shibori terinspirasi oleh alam, seperti awan, air, dan tanaman.
Di masa Jepang Kuno, kain shibori digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah yang tidak mampu membeli kain mahal seperti sutra dan pakaian yang dihias dengan rumit. Kain shibori hadir untuk menghias kain linen, rami, dan kain lain yang tersedia bagi para pekerja. Kemudian, di abad ke-17 hingga abad ke-19 shibori memiliki daya tarik yang lebih meluas. Shibori menjadi populer tidak hanya untuk kelas bawah, tetapi bagi kaum bangsawan.
Setiap daerah di Jepang mengembangkan gaya shibori yang berbeda, sesuai dengan tradisi dan preferensi lokal. Shibori menjadi sangat terkenal dan desa Arimatsu dan Narumi di Prefektur Nagoya menjadi pusat produksinya. Pada abad ke-20, shibori mulai dikenal di luar Jepang dan menjadi populer di dunia fesyen internasional.
Baca juga: Cara Cuci yang Aman untuk Kain Brokatmu
Teknik shibori berkembang dan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pakaian hingga dekorasi rumah. Bahkan, banyak pengrajin di Indonesia mulai memasukkan motif shibori pada motif batik. Beberapa motif shibori pada umumnya seperti:
Memilih detergen yang baik
Membalik pakaian saat menjemur
Menjemur di tempat yang teduh
RECOMMENDATION
PODCAST